top of page
Palapass: Siap dalam Segala Hal

Jumat hingga Minggu (16-18/3), berlangsung acara pelatihan internal organisasi Pencinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass) di Camping Ground Cidahu di kaki Gunung Salak, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh 18 orang yang tergabung dalam anggota Palapass dan Komunitas ALAMI (Alam Sahabat Kami). Michael Anthony, seorang ahli survivalist, yang juga founder komunitas Survival Skills Indonesia, hadir sebagai instruktur dalam acara tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah memperdalam ilmu-ilmu survival untuk diterapkan di dalam kegiatan di komunitas masing-masing.

Acara tersebut diawali dengan doa bersama di Gereja Salib Suci, sebelum berangkat menuju lokasi pelatihan dengan menggunakan truk tronton. Lalu lintas yang lancar, membuat perjalanan menuju Cidahu, yang berjarak 100 Km dari Gereja Salib Suci, hanya memakan waktu 3 jam. Sesampainya di sana, peserta disambut dengan udara jernih dan suhu udara yang dingin. Malam pertama itu dihabiskan para peserta dengan mendirikan tenda. Kemudian, mereka beristirahat, sebelum menjalani kegiatan pada hari berikutnya.

Disertai Pelatihan Mental

Pada hari ke dua, peserta berkumpul untuk melakukan pembagian kelompok dan mendengarkan pembacaan peraturan kegiatan. Kemudian, acara dilanjutkan dengan penjelasan teori “kelas alam”. Michael Anthony, memulai materi dengan tema “Survival Psikology”.

“Kesulitan paling tinggi dalam pembelajaran survival adalah mentalitas dasar survival (bertahan hidup). Setelah itu, materi-materi praktis lainnya akan lebih mudah diajarkan,” jelasnya. Hari itu, peserta tidak hanya belajar cara bertahan hidup di hutan, tapi juga bertahan di daerah perkotaan (urban survival)


Setelah mendapatkan materi pendukung, seluruh peserta langsung mempraktikannya di lokasi terkait. Praktik tersebut meliputi pertahanan terhadap bahaya, air, api, dan self-defence.

“Survival mengikuti kaidah the rules of three. Dari hal itu, terdapat 7 prioritas: positive mental
attitude, first aid, shelter, fire, signaling, water and food,” ujar Michael.

  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

Gereja Sebagai Persekutuan

Minggu (8/4), di Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing, berlangsung acara sarasehan yang dihadiri kurang lebih 140 peserta yang terdiri dari para ketua lingkungan berserta wakil, koordinator wilayah beserta wakil, ketua seksi, ketua organisasi kategorial, ketua yayasan, suster dan bruder di Gereja Salib Suci, serta para tokoh umat lainnya.

Sang Fotografer itu Telah Menyelesaikan Tugasnya

Minggu, 1 April 2018, gereja kita kehilangan salah satu umat terbaiknya. Ignatius Ponco Luswantoro meninggalkan kita di usia 44 tahun, pada pukul 06.30 WIB. Pria yang akrab disapa Mas Ponco  itu dikenal sebagai fotografer gereja.

Menghayati Kisah Sengsara Yesus Kristus

Jumat (30/3) pukul 08.00, Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing, menggelar visualisasi Kisah Sengsara Yesus. Lebih dari 100 umat turut menyaksikan drama yang diperankan oleh OMK dari wilayah 4, 6, dan 12.

Semangat Baru OMK Wilayah 10

Sabtu (10/3), bertempat di kediaman ketua OMK Wilayah 10, Maria Yohana Lintang, berlangsung acara rutin pertemuan pengurus OMK Wilayah dan pendampingnya. Turut hadir pada acara tersebut,
koordinator wilayah, koordinator kepemudaan, serta pengurus Seksi Kepemudaan (SiKep) Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing.

Kaum Muda: Bergerak Bersama untuk Perubahan

Sabtu (3/3) pukul 19.50, orang muda katolik (OMK) Paroki Cilincing mengadakan Ekaristi Kaum Muda perdana dengan tema “Menyambut Yesus dengan Pertobatan” di teras Gereja Salib Suci. Perayaan Ekaristi yang dihadiri oleh sekitar 50 orang ini dipersembahkan oleh Romo Canisius Sigit Tridrianto CM.

Misa HUP: Semakin Setia

Lima belas menit sebelum Misa, 25 pasangan suami istri (pasutri) berbaris rapi di depan pintu utama gereja.

Please reload

Menambah Kemampuan Dasar

Martinus Aris, selaku ketua pelaksana, mengatakan acara ini sangat bermanfaat karena berisi banyak ilmu baru yang praktis. “Saya sangat terkesan dengan materi membuat api dari bahan-bahan di alam. Sangat sulit! Bahkan, sampai ada peserta yang kehabisan alat karena praktek ini,” ujarnya. Aris juga menambahkan, setelah acara ini, ia ingin mengajak peserta mengikuti Basic Course dalam survival.

Yus, salah satu peserta yang pertama kali berhasil menyalakan api dalam pelatihan tersebut
membeberkan pengalamannya. Baginya, dalam menyalakan api diperlukan kesabaran, misalnya dalam memilih
tinder (bahan bakar) yang tepat. “Saya ingin ikut pelatihan berikutnya, supaya ilmu survival saya bertambah,” ujarnya.

Pelatihan survival dibutuhkan dalam menghadapi rintangan dan tantangan di alam bebas, agar kita selalu siap sedia dalam segala hal. Semoga, pelatihan ini dapat membawa manfaat bagi para peserta dan Gereja Salib Suci. Salam Lestari! (Elroy/Karyn)

bottom of page