top of page
Pendakian Kerinci, Kalahkan Ego 
20227.jpg

Dalam rangka mengisi waktu libur, 4 OMK Gereja Salib Suci dan 2 anggota Palapass melakukan pendakian ke Gunung Kerinci, Jambi, Sabtu (9/6). Perjalanan  dimulai dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Thaha di Jambi. Dilanjutkan menempuh perjalanan darat selama 8 jam menuju Paroki Kayu Aro, Jambi. Mereka bermalam di paroki tersebut.

 

Keesokannya, tim melakukan persiapan pendakian, antara lain: fisik, mental, dan bahan makanan. Beruntung lokasi Paroki Kayu Aro berdekatan dengan pasar tradisional, sehingga memudahkan tim mendapatkan bahan makanan untuk persediaan.

 

Sebelum pendakian, tim menyempatkan mengikuti misa, mohon keselamatan pendakian. Sayangnya hari itu pastor yang bertugas tidak hadir. Pastor tersebut bertugas di kota Padang, yang berjarak 202 km dari Kayu Aro. Ia datang ke Paroki Aro hanya 3 minggu sekali untuk memberikan misa.

 

Akhirnya, tim dan masyarakat Kayu Aro, yang sebagian besar beragama Katolik, beribadat bersama. Dipimpin Mulyono selaku pengurus Paroki Kayu Aro. “Saya sangat bersukacita walaupun tidak menerima komuni. Umat juga tetap semangat, penuh pengharapan untuk berkumpul dan berdoa,” ujar Antonius, Ketua Tim Pendakian.

 

Situasi ibadat di sana berbeda dengan di tempat lain. “Saya cukup surprise dengan paroki di sini. Laki-laki dan perempuan duduknya mesti terpisah,” ujar Yakob salah satu tim pendakian. Esoknya tim bersiap mendaki “atap Sumatera”.

 

Tim membutuhkan empat hari untuk mendaki menuju puncak Gunung Kerinci dan kembali ke base camp. Perjalanan panjang membutuhkan semangat dan kekompakan tim. Ardhi, salah seorang peserta pendakian mengaku, pendakian tersebut membuatnya lebih sabar menerima kelebihan dan kekurangan anggota tim. “Saya belajar bersyukur apapun keadaannya. Karena Tuhan Yesus masih terus memberi kesempatan untuk menikmati kehidupan alam melalui hobi mendaki gunung,” ujarnya.

 

Selanjutnya, tim kembali ke base camp dan menginap di Paroki Kayu Aro. Waktu yang tersisa dimanfaatkan tim untuk menjelajah daerah kaki Gunung Kerinci. Di kawasan itu, tim mendapati kebun teh dan pabrik pengolahan teh. Pabrik tersebut sudah beroperasi sejak zaman Belanda. Tim juga berkunjung ke Danau Gunung Tujuh. Danau itu masih alami. Sangat indah dan asri.

 

Dari perjalanan tersebut, Yakob belajar untuk mengalahkan rasa ego sehingga kebersamaan menjadi lebih penting. Perjalanan tersebut juga memberi kesan lain bagi Yakob. “Berada di Jambi serasa tidak berada di Sumatera karena mayoritas penduduknya orang Jawa,” tambahnya.

 

Selesai perjalanan pendakian, tim sudah siap melakukan pendakian berikutnya, guna menimba pengalaman untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Salam lestari. (Yacob/Elroy)

20229.jpg
20225.jpg
20222.jpg
  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

Kita Merdeka untuk Saling Mengasihi

Bertepatan dengan HUT RI, berlangsung Acara Ekaristi Kaum Muda dan talkshow bertema “Kita Merdeka untuk Saling Mengasihi”, di teras Gereja Salib Suci, Jumat, 17/8. Acara yang diselenggarakan oleh  OMK Wilayah 10 dan 14 itu dihadiri 70 OMK.

Menyambut Era Digital dengan Logo Baru

Minggu 16/9, bersamaan dengan HUT Gereja Salib Suci (GSS) berlangsung peluncuran logo baru. Logo baru dibuat berdasarkan logo sebelumnya. "logo ini dibuat untuk menyambut era digital dan menginspirasi pelayanan gereja" ujar Rm Sigit, CM, Romo kepala GSS.

Pelayanan yang Menginspirasi

Seksi Kepemudaan Gereja Salib Suci mengadakan Rekoleksi OMK Gereja Salib Suci, Sabtu-Minggu (21-22/7) di Wisma Berkat, Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan yang bertema “Menyikapi Keberagaman dengan Pelayanan yang Menginspirasi” itu diikuti 100 OMK.

Sabar Senanti: Tumpukan Sampah Penyubur Tanah

Tumpukan sampah masih menjadi masalah hampir di seluruh bagian dunia. Di Jakarta, sampah organik masih menduduki peringkat pertama, sebagai sampah yang paling sering dihasilkan warga (53,75% dari seluruh sampah). Untuk mengatasi hal itu, berbagai alternatif pengolahan sampah mulai didengungkan para pegiat lingkungan hidup. Salah satu di antaranya adalah komunitas Pecinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass).

Komunitas Lansia: Menjalani Hari Tua dengan Iman dan Sukacita

Setiap hari Sabtu pagi pukul 09.00, minggu keempat dalam setiap bulan, Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing mengadakan ibadat/misa untuk lansia di gereja. Dari 700 lansia yang tercatat, hanya 150-200 lansia yang biasanya datang setiap misa. Sebenarnya. Siapa saja yang disebut lansia, dan selain misa bersama, apa saja yang dilakukan komunitas lansia?

Please reload

bottom of page