top of page
Paroki Yang Semakin Ramah Lingkungan

Sabtu(14/10) di Aula Lembaga Daya Dharma (LDD), Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) berlangsung Seminar Lingkungan Hidup. Acara yang dilaksanakan oleh Komisi Keadilan Perdamaian (KKP) – Sub Lingkungan Hidup (LH) - KAJ itu, dihadiri oleh 65 orang dari 44 paroki se-KAJ. Turut hadir Ketua KKP-KAJ, RD. Agustinus Heri Wibowo. Tidak ketinggalan, Paroki Cilincing mengirim perwakilannya untuk mengikuti seminar ini.

Dalam sambutannya, RD. Heri menyampaikan 3 tujuan acara ini, yakni :

  1. Ciri paroki ramah lingkungan mendapatkan feedback dari peserta.

  2. Para peserta menjadi terinspirasi melalui program ini.

  3. Mendapatkan data di lapangan tentang paroki ramah lingkungan.

Acara dilanjutkan presentasi oleh Mona, salah satu pemateri. Ia banyak mengangkat topik dari Ensiklik Paus Fransiskus tentang lingkungan hidup (Laudatio Si). “Dalam Laudatio Si, manusia yang merusak lingkungan sebenarnya merusak kehidupannya sendiri,” ujar Mona. Dalam persiapan acara tersebut, Mona juga selalu menghubungi peserta untuk memastikan kehadiran. Tujuannya agar konsumsi yang dipesan tidak berlebih, sehingga tidak boros

Selanjutnya acara diisi dengan tanya jawab. Peserta sangat antusias bertanya seputar lingkungan hidup gereja. Topik yang sering dibahas mengenai bagaimana mewujudkan gereja ramah lingkungan. Para peserta sepakat bahwa untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan dukungan semua pihak, komitmen dari atas (bottom up) dan Top Down serta harus rajin mengingatkan dengan berbagai media.

Selanjutnya peserta dibagi per dekenat untuk berdiskusi secara lebih detail. Peserta mengisi form yang telah disiapkan. Form ini berisi 12 indikator paroki ramah lingkungan. Tiap perwakilan paroki mengisi bagian mana saja yang sudah diterapkan dan mana yang belum, untuk kemudian disimpulkan dan dipresentasikan.

Kartini, salah satu tim panitia menarik kesimpulan dari diskusi tersebut. Dari seluruh paroki, 3 indikator teratas yang belum dilaksanakan adalah pemilahan sampah, tersedianya tempat parkir sepeda, dan kawasan bebas rokok.

Paroki Cilincing sudah melakukan bebrapa hal terkait paroki ramah lingkungan, misalnya pelaksanaan operasi bersih, pembuatan kompos, dan bank sampah. Kegiatan ini dikoordinir oleh PALAPASS dan tim Alam Sahabat Kami (ALAMI). Ke depannya Paroki Cilincing akan berupaya untuk semakin "hijau“ dengan melibatkan lebih banyak orang dan lebih banyak program. (Fransel)

WhatsApp Image 2018-10-13 at 5.44.03 PM.
WhatsApp Image 2018-10-16 at 10.14.53 AM
  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

Dalam rangka mengisi waktu libur, 4 OMK Gereja Salib Suci dan 2 anggota Palapass melakukan
pendakian ke Gunung Kerinci, Jambi, Sabtu (9/6). Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno Hatta
menuju Bandara Sultan Thaha di Jambi. Dilanjutkan menempuh perjalanan darat selama 8 jam menuju
Paroki Kayu Aro, Jambi. Mereka bermalam di paroki tersebut.

Menyambut Era Digital dengan Logo Baru

Minggu 16/9, bersamaan dengan HUT Gereja Salib Suci (GSS) berlangsung peluncuran logo baru. Logo baru dibuat berdasarkan logo sebelumnya. "logo ini dibuat untuk menyambut era digital dan menginspirasi pelayanan gereja" ujar Rm Sigit, CM, Romo kepala GSS.

Sabar Senanti: Tumpukan Sampah Penyubur Tanah

Tumpukan sampah masih menjadi masalah hampir di seluruh bagian dunia. Di Jakarta, sampah organik masih menduduki peringkat pertama, sebagai sampah yang paling sering dihasilkan warga (53,75% dari seluruh sampah). Untuk mengatasi hal itu, berbagai alternatif pengolahan sampah mulai didengungkan para pegiat lingkungan hidup. Salah satu di antaranya adalah komunitas Pecinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass).

Please reload

WhatsApp Image 2018-10-16 at 11.09.42 AM
bottom of page