top of page
Bank Sampah
Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Usai Misa pukul 08.00 pagi, Minggu (15/4), Anastasia Wagiyantini, umat lingkungan St. Aloysius Gonzaga membawa sekarung sampah botol dan gelas plastik ke belakang gereja. Sampah yang dibawanya dari rumah itu diserahkan dan dijual kepada Bank Sampah. Setelah sampah ditimbang, petugas Bank Sampah mencatat nilai harga sampah. Hasil penjualan kemudian dicatat dalam tabungan Anas. Sejak itu Anas tercatat sebagai nasabah Bank Sampah. 

Bank Sampah merupakan salah satu program Palapass, dan hadir di Gereja Salib Suci sejak 8 April 2018. Palapass menggagas Bank Sampah dengan tujuan mengedukasi umat untuk tidak mudah membuang sampah. “Selain itu kami juga ingin mengedukasi umat bahwa beberapa jenis sampah memiliki nilai ekonomis. Artinya, sampah pun bisa menjadi berkah,” ujar Koordinator Umum Palapass, Yohanes Adhi Saputra. 

Jenis sampah yang bisa disetor, antara lain: botol kemasan, gelas plastik, kardus, kaleng kemasan, duplex, kertas HVS, besi, plastik ember, dan botol beling. Umat dapat menyetor sampah ke Bank Sampah setiap hari Minggu, setelah Misa.

Bank Sampah memiliki dua jenis tabungan untuk para nasabahnya, yaitu Regular dan GKP (Gedung Karya Pastoral). Tabungan Regular artinya, sampah yang disetor akan menjadi tabungan pribadi umat. Sementara tabungan GKP maksudnya, jumlah tabungan akan disetor ke rekening Pembangunan GKP. “Pencairan uang dilakukan dua bulan sekali. Jadi nasabah bisa mencairkan tabungannya dua bulan sekali,” terang Adhi.

Sumber Dana Kegiatan

Program Bank Sampah merupakan salah satu bentuk dukungan Palapass terhadap lingkungan dan juga pembangunan GKP. Palapass menyadari bahwa hingga saat ini pembangunan GKP masih sangat membutuhkan dukungan umat.

Pembangunan GKP diharap rampung Desember 2018. Sementara hingga saat ini masih banyak dana yang dibutuhkan. Masih ada delapan bulan lagi untuk menggalang dana. Tentu sangat dibutuhkan keterlibatan umat. Tanpa peran umat, pembangunan GKP akan terkendala. Dewan Paroki pun sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi umat dalam penggalangan dana pembangunan GKP selama ini. Mulai dari Malam Persembahan Kasih, Kupon Berbagi Kasih, visitasi ke sejumlah paroki, Gerakan Seribu Rupiah Sehari, sampai Bank Sampah.

Adhi berharap kehadiran Bank Sampah dapat dimanfaatkan oleh umat. “Selain mendukung pembangunan GKP, kehadiran Bank Sampah diharapkan bisa memudahkan umat dalam memperoleh sumber dana kegiatan pelayanan gereja,” harapnya. (Maretta)

  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

OMK: Bangkit dan Berkarya Bersama Kristus dalam Bingkai Kebinekaan

Sabtu (21/4) pukul 18.00, sebanyak 50 Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Cilincing sudah berkumpul untuk mengikuti Ekaristi Kaum Muda yang kedua. Misa pada malam hari itu dipimpin oleh Romo Alex Dwi Widiatna, CM. Dalam kotbahnya, Romo Alex mempersilakan Frater Sonny membagikan pengalaman perjalanan hidupnya menjadi calon Imam.

Palapass: Siap dalam Segala Hal

Jumat hingga Minggu (16-18/3), berlangsung acara pelatihan internal organisasi Pencinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass) di Camping Ground Cidahu di kaki Gunung Salak, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh 18 orang yang tergabung dalam anggota Palapass dan Komunitas ALAMI (Alam Sahabat Kami). Michael Anthony, seorang ahli survivalist, yang juga founder komunitas Survival Skills Indonesia, hadir sebagai instruktur dalam acara tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah memperdalam ilmu-ilmu survival untuk diterapkan di dalam kegiatan di komunitas masing-masing.

Gereja Sebagai Persekutuan

Minggu (8/4), di Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing, berlangsung acara sarasehan yang dihadiri kurang lebih 140 peserta yang terdiri dari para ketua lingkungan berserta wakil, koordinator wilayah beserta wakil, ketua seksi, ketua organisasi kategorial, ketua yayasan, suster dan bruder di Gereja Salib Suci, serta para tokoh umat lainnya.

Sang Fotografer itu Telah Menyelesaikan Tugasnya

Minggu, 1 April 2018, gereja kita kehilangan salah satu umat terbaiknya. Ignatius Ponco Luswantoro meninggalkan kita di usia 44 tahun, pada pukul 06.30 WIB. Pria yang akrab disapa Mas Ponco  itu dikenal sebagai fotografer gereja.

Please reload

bottom of page