top of page
Menuju Gunung Api Tertinggi di Indonesia
20219.jpg

Kerinci, gunung berapi yang berada di daerah Jambi, 130 km sebelah selatan Padang, Sumatera Utara ini merupakan gunung api tertinggi di Indonesia. Perjalanan mendaki Puncak. Kerinci bisa jadi perjalanan yang paling melelahkan. Untuk menaklukkan atap Sumatera ini diperlukan kerja sama tim serta kesediaan saling bantu antar anggota, agar semua dapat sampai serta kembali dengan selamat.


Tim pendaki kala itu terdiri dari gabungan anggota OMK Gereja Salib Suci, Palapass, serta OMK dari gereja lain. Mereka memutuskan bermalam di Kayu Aro, sebelum mengawali pendakian mereka keesokan harinya. Sebelum memulai mendaki, mereka berdoa bersama, lalu bersiap menuju target lokasi pertama, yaitu pos 1 (Bangku Panjang). Para pendaki terlebih dahulu harus mengetahui lokasi pos dan shelter lain. Misalnya Pos 2 di Batu Lumut, Pos 3 Pondok Panorama, dan Shelter 1. Pendakian hari pertama yang cukup memakan waktu membuat mereka harus bermalam di Shelter 1, saat hari sudah semakin sore.


Keesokan harinya, mereka melanjutkan pendakian ke lokasi Shelter 3. Namun, turunnya hujan mengharuskan mereka bermalam di lokasi, bahkan sebelum tiba di Shelter 2. Antonius
sebagai koordinator tim saat itu memutuskan mereka bermalam di Pos Bayangan. Ia memilih
hal itu karena memikirkan aspek keselamatan pendaikan. Mau tak mau, Shelter 3 baru dapat
dicapai pada hari berikutnya, pukul 14.00 WIB.

 

Perjalanan selanjutnya dinamakan summit attack atau perjalanan menuju puncak. Dengan bekal istirahat yang cukup dari sejak pukul 21.00, tim memulai pendakian saat waktumenunjukkan pukul 4.00. Suasana yang masih gelap mengharuskan mereka untuk fokus sambil mengawasi jalur pendakian dengan senter.


Pukul 06.00 pagi, mereka telah tiba di Tugu Yuda, tugu peringatan pendaki Kerinci yang meninggal saat melakukan pendakian. Pukul 06.25, salah satu anggota tim, Yakob, pertama kali menginjakkan kaki di atap Sumatera, di ketinggian 3805 mdpl. Barulah kemudian, anggota tim lain menyusul. Para anggota tim memilih untuk segera turun pada pukul 08.00. Hal ini dikarenakan kondisi gunung berapi Kerinci yang masih aktif. Para pendaki disarankan tidak berlama-lama di puncak gunung berapi, untuk menghindari bahaya gas belerang yang dapat mengganggu sistem pernapasan.

Pukul 18.00, keadaan hutan yang lebat membuat sekitar mereka berada dalam gelap gulita. “Justru dalam kegelapan, kami dapat menyaksikan bintang yang sangat indah,” ujar Yakob. Dalam kegelapan, anggota tim akhirnya mencapai pintu rimba pada pukul 19.00. Yakob menambahkan, dalam pendakian, persiapan fisik adalah hal yang terpenting.

Medan perjalanan Kerinci sangat sulit, kadang pendaki harus merayap, jongkok, dan memanjat. Ardhi, salah satu anggota tim yang lain menilai kekompakan tim mereka sangat baik. Walaupun banyak kesulitan dari segi rute, sumber air, serta hubungan antar teman yang memiliki masalah pribadi, mereka dapat melaluinya dengan baik. “Saling support satu sama lain untuk menghadapi permasalahan, sehingga bisa sama-sama menikmati keindahan alam,” ujarnya.


Kerinci adalah gunung berapi yang sulit untuk ditaklukkan. Persiapan fisik, mental, serta peralatan yang memadai dalam menapaki jalur gunung api tertinggi ini sangatlah diperlukan. Puji Tuhan, tim pendaki dapat kembali dengan selamat. (Yakob / Elroy)

20215.jpg
20218.jpg
20214.jpg
  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

Pendakian Kerinci, Kalahkan Ego

Dalam rangka mengisi waktu libur, 4 OMK Gereja Salib Suci dan 2 anggota Palapass melakukan pendakian ke Gunung Kerinci, Jambi, Sabtu (9/6). Perjalanan  dimulai dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Thaha di Jambi. Dilanjutkan menempuh perjalanan darat selama 8 jam menuju Paroki Kayu Aro, Jambi. Mereka bermalam di paroki tersebut.

Kita Merdeka untuk Saling Mengasihi

Bertepatan dengan HUT RI, berlangsung Acara Ekaristi Kaum Muda dan talkshow bertema “Kita Merdeka untuk Saling Mengasihi”, di teras Gereja Salib Suci, Jumat, 17/8. Acara yang diselenggarakan oleh  OMK Wilayah 10 dan 14 itu dihadiri 70 OMK.

Menyambut Era Digital dengan Logo Baru

Minggu 16/9, bersamaan dengan HUT Gereja Salib Suci (GSS) berlangsung peluncuran logo baru. Logo baru dibuat berdasarkan logo sebelumnya. "logo ini dibuat untuk menyambut era digital dan menginspirasi pelayanan gereja" ujar Rm Sigit, CM, Romo kepala GSS.

Pelayanan yang Menginspirasi

Seksi Kepemudaan Gereja Salib Suci mengadakan Rekoleksi OMK Gereja Salib Suci, Sabtu-Minggu (21-22/7) di Wisma Berkat, Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan yang bertema “Menyikapi Keberagaman dengan Pelayanan yang Menginspirasi” itu diikuti 100 OMK.

Sabar Senanti: Tumpukan Sampah Penyubur Tanah

Tumpukan sampah masih menjadi masalah hampir di seluruh bagian dunia. Di Jakarta, sampah organik masih menduduki peringkat pertama, sebagai sampah yang paling sering dihasilkan warga (53,75% dari seluruh sampah). Untuk mengatasi hal itu, berbagai alternatif pengolahan sampah mulai didengungkan para pegiat lingkungan hidup. Salah satu di antaranya adalah komunitas Pecinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass).

Please reload

bottom of page