top of page

Gerakan Tahun Keadilan Sosial 2020

Paroki Cilincing

IMG_20200105_101011.jpg

Dalam Arah Dasar (ArDas) KAJ 2016-2020, Pastoral Evangelisasi 2020 dinamakan Tahun Keadilan Sosial, dengan tema “Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa Sejahtera”. Tema tersebut berkaitan dengan sila ke-5 Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

 

Gerakan Tahun Keadilan Sosial akan dimulai dengan Misa pembukaan di KAJ tanggal 4 Januari 2020. Kemudian diikuti di tingkat paroki pada tanggal 5 Januari 2020. Paroki Cilincing juga melakukan hal yang sama. Minggu (5/1), dilakukan Misa Syukur Pembukaan Tahun Keadilan Sosial di gereja kita.

Sebelum misa, anak-anak OMK mengajak umat untuk melakukan gerakan senyum. Mereka membagikan cokelat secara gratis kepada umat. Setelah menerima cokelat, umat diminta untuk memberikan senyumannya kepada orang lain. 

Sementara itu, Misa Syukur Pembukaan Tahun Keadilan Sosial dipimpin oleh Romo Canisius Sigit Tridrianto CM. Di penghujung Misa, Romo Sigit memberkati banner Tahun Keadilan Sosial.

 

Setelah misa, dilakukan sosialisasi Tahun Keadilan Sosial 2020 oleh Tim Penggerak Salib Suci di Ruang Lazaris, GKP lt.3. Ketua Tim Penggerak Paroki Cilincing Fransiscus Nugroho memaparkan program-program yang akan dilakukan oleh lingkungan dan wilayah di Tahun Keadilan Sosial 2020.

Program-program tersebut, antara lain:

Gerakan Celengan 

Tujuan gerakan ini adalah agar semua lapisan ikut serta setiap hari berbelarasa kepada KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel). Setiap KK akan diberikan 1 buah stiker untuk ditempelkan di celengan. Celengan dibuat dari botol air mineral bekas ukuran 1,5 liter. Celengan dibuka pada waktu tertentu dalam setahun bisa 2-3x. Hasil yang terkumpul 100% dikembalikan ke umat wilayah/ lingkungan. Setiap wilayah wajib melaporkan Dana Celengan yang terkumpul setiap periodenya. Dana dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dalam tahun 2020, misalnya Gerakan Safari Sosia, Gerakan Kurban dan Kemerdekaan, dan Gerakan Fasilitas Umum.

 

Gerakan Safari Sosial

Bekerja sama dengan Seksi PSE Paroki. 

Gerakan Safari Sosial berlangsung 12 Januari-19 Februari 2020.

Dana untuk gerakan ini didapat dari celengan tahap 1 dimulai dari 12 Januari–19 Februari 2020 selain itu juga bisa dari dana Bank Sampah Wilayah.

 

Gerakan Kurban dan Kemerdekaan 

Berlangsung 13 April-31 Juli 2020.

Contoh kegiatan: Donasi Dana Kurban, Donasi Dana Lomba HUT RI, Pengadaan Lomba HUT RI, dan Bakti Sosial. 

Gerakan Fasilitas Umum

Merencanakan kegiatan untuk memperbaiki atau menambah fasilitas umum yang ada di wilayah/lingkungan masing-masing.

Contoh kegiatan: pembelian tong sampah dan pengecatan trotoar jalan.

Gerakan ini berlangsung 1 Agustus-31 Oktober 2020.

Ayo kita tergerak dan bergerak untuk berbelarasa kepada KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel). (Sep)

IMG-20200105-WA0020.jpg
  • Facebook Social Icon
  • Instagram Social Icon
  • Google+ Social Icon
BERITA TERBARU

Makna Logo: 1. Bentuk oval menjadi representasi dunia sebagai rumah bersama seluruh ciptaan dan menjadi simbol ikatan yang kuat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Konfigurasi padi dan kapas membentuk elips menggambarkan bangsa Indonesia yang mengusahakan keadilan dan kesejahteraan.

Sebelum misa malam Natal (24/12),  tepatnya pukul 17.00, Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengunjungi Gereja Salib Suci, Cilincing, Jakarta Utara. Pada kunjungan tersebut, Sigit ditemani Kapolres Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, Camat Koja Ade Himawan, Lurah Tugu Utara Handayani, Ketua RT dan RW setempat.

Misa alam dilaksanakan pada tanggal 2-4 Agustus di Papandayan, Garut,  Jawa Barat. Kegiatan Misa Alam yang digagas oleh Pecinta Alam Paroki Salib Suci (PALAPASS) Cilincing, mendapat antusias yang sangat baik dari semua kalangan terlihat dari peserta yang mengikuti  mencapai  178.  Misa Alam adalah merayakan Ekaristi di alam terbuka atau diluar ruangan kapel atau gereja, kegiatan ini menjadi kesempatan para pencinta alam untuk melibatkan diri untuk mendapatkan ruang mengikuti misa sambil menikmati alam.  

Panggilan menjadi imam bisa datang dari pengalaman-pengalaman sederhana. Hal itu yang dialami Fr. Wenan. Ketika duduk di kelas 4 SD, saat ia mengikuti Misa Harian, ia bertemu dengan salah satu pastor berperawakan gemuk dan berjanggut. Waktu bersalaman, si pastor menyentuhkan tangan Fr. Wenan ke janggutnya. Fr. Wenan terkesan dengan keramahan si pastor. Dari situ ia menilai bahwa seorang imam itu baik. Pengalaman sederhana itu rupanya membangkitkan keinginan dalam diri Fr. Wenan untuk menjadi imam

Please reload

bottom of page